Penyair Nizhami

Puisi Nizhami

Penyair Nizhami

Nama lengkapnya adalah Jamaluddin Abu Muhammad Ilyas ibn Yusuf Nizami Ganjavi. Ia lahir kira-kira beberapa tahun sebelum tahun 1136 M. di Ganjeh.  Nizhami lebih banyak menghabiskan hidup di kota kelahirannya dan mengabdikan dirinya di istana kerajaan Atabakan Azarbeijan. Nizami wafat diperkirakan antara tahun 1180-1209 M dan makamnya ada di kota Ganjeh, Azarbeijan.

Karya Nizami selain kumpulan puisi dalm bentuk Gazal dan Qashidah, banyak juga karya-karya besarnya seperti Khamsah Nizami ata lima karya besar Nizami teridiri dari Makhzan al Asrar, Khosrow dan Shirin, Laila dan Majnun, Haft Peikar, Iskandar Nameh. Semua karya di Khamseh Nizami ini ditulis dalam bentuk puisi dalam bentuk Matsnavi.

Tujuan Dunia[1]

Wahai raja dari kerajaan semesta
Sultannya akal nan pandai

Wahai nabi terakhir yang diutus
Puncaknya manis dan awal rasa asin

Wahai pemilik jalan dari Sidrah[2]
Dia yang kakinya menginjak kubah Arsyi

Wahai tanah yang membelalakkan pandangan
Mata menjadi bercahaya bila memandangmu

Lilin yang tak meminjam cahaya darimu
Akan padam oleh angin congkak

Sang pemilik Hujjah Ilahi
Sang penguasa rahasia pagi

Telah mengarungi Arsy, lebih tinggi
Tujuh puluh ribu lapis tabir dilewati

Hai pemandu akal dan jiwa
Mihrab bagi langit dan bumi

Setiap akal tanpamu, sirna
Semua jiwa melalaikanmu, layu

Hai penciptaan dan namamu telah ditegaskan
Abu al Qasim dan Muhammad

Akal kalau kau yang memandu, menjadi lurus
Untuk setiap inti bicara di setiap kata

Pemilik masa menuju kebaikan
Tujuan dunia, dunia yang dituju

Sumber dari segala simpul makna
Mata air kehidupan

Kaulah pemimpin dari segala panglima
Kaulah yang dituju, bagi semua yang terlahir

Sultan dari singgasana semesta
Syah dari kerajaan hayat

Sholat lima waktu adalah pangkal taubat
Kerasulan mu juga dengan lima genderang [3]

Di rumah agama, ada lima tiang
Dinding bagi seratus ribu kezaliman

(Diterjemahkan oleh Bastian Zulyeno, Ph.D.)

[1]  Disadur dari mukadimah salah satu karya Nizami “ Laila dan Majnun”
[2] Ibid h.6
[3] Zaman dahulu di tanah Persia, pelantikan para pemimpin ditandai denga lima kali bunyi gendering.