Puisi Jami

Puisi Jami

Nuruddin ibn Abdurrahman Jami, lahir pada tahun 817 H. (1414 M) di Kharjerd Jam, Iran. Di madrasah Nizamiyah Herat, Ia menghabiskan hari-harinya dan puncak keilmuannya diperoleh dari Samarqand. Selain novel Yusuf dan Zulaikha banyak sekali karya-karya besarnya yang perlu dibaca, di antaranya adalah: Laila dan Majnun , Haft Ourang, Baharestan dan lain-lain. Jami wafat pada tahun 898 H (1493 M) tapi nama dan karyanya tak pernah mati.

Puisi Jami

Salam

Salam untukmu hai nabi mulia
Lebih mulia dari Adam dan keturunannya

Salam bagimu ya pengembara tujuh langit
Kau datang terakhir tapi terutama

Salam untukmu wahai pemulai fitrah
Wujudmu menandakan keberadaan alam

Salam untukmu wahai asmaul husna
Keindahanmu cermin nama penguasa

Salam untuk wahai pemilik risalah
Kau adalah yang utusan terakhir, pemeran terakhir

Salam untukmu hai yang sangat terkenal
Hingga Jibril pun tak sepadan denganmu

Jika kasih nur mu tak ada dan kau tak melakukan apa-apa
Maka Islam dan kafir kan sama saja

Bila jalan Abadi tau kau terangi
Maka jalan itu gelap menuju neraka

Karena kau pintu-pintu tertutup itu terbuka
Dari  sabdamu semua rahasia terungkap

Kau rasulullah laut rahmat itu
Bahkan lebih luas dari laut

Hati yang dahaga kini sampai ke jalan
Curahkan kami dengan air rahmatmu

Badan kami sakit dan hati luka
Dari kelembutanmu kami menitip harapan

Kami menyiapkan bekal untuk perjalanan menemuimu
Seperti jami berat dosanya menjadi punggung bungkuk

(Diterjemahkan oleh Bastian Zulyeno)