Penyair Iran

Puisi Ferdowsi

Ferdowsi, nama lengkapnya adalah Abu al Qasim Ferdowsi. Ia lahir antara tahun 325-329 H (936-940 M.) di kota Thoos, Iran. Ayahnya adalah salah seorang kepala desa di Thoos. Dalam dunia sastra, Ferdowsi tercatat sebagai salah satu penulis terbesar epik dalam bentuk puisi. Karya agungnya dalam rangka mengangkat dan manjaga ketinggian bahasa dan kesusasteran Persia di kalangan rakyat Iran sangatlah masyhur, yang tampak dalam salah satu bait puisinya:

بسی رنج بردم در این سی سال     عجم زنده کردم بدین پارسی

“Selama tiga puluh tahun aku berjuang dalam kepayahan”

“Dengan bahasa Farsi aku beri gairah pada bangsa Ajam”

Karya besar sang maestro “ Shah Nameh” mendapat tempat khusus di hati bangsa Persia. Karya ini dibuka denga puisi yang mengagungkan akal dan mengajak untuk berfikir tentang kebesaran sang pencipta, berikut adalah salah satu bait yang sangat akrab di kalangan bangsa Persia:

به نام خداوند جان و خرد کز این برتر اندیشه بر نگذرد

“atas nama Tuhan jiwa dan akal

Yang menjadikan pikiran ini tidak melebihinya”

Ferdowsi adalah penyair muslim taat yang mencintai Rasulullah Saw dan keluarganya. Ia wafat pada tahun 411 H (1020 M) atau diriwayat lain disebutkan juga pada tahun 416 H (1025 M.) Semoga ruhnya selalu dalam kebahagiaan.

Berikut puisinya dalam  pembukaan epik Shah Nameh:

Pujian Kepada Nabi dan Para Sahabat

Ilmu dan agama yang akan menyelamatkanmu
Jalan lurus itu harus kau cari

Bila hatimu tak menghendaki, diamlah dalam sedih
Jika kau tak mau, selamanya kan hidup tak berdaya

Dengan sabda nabimu temukan jalan itu!
Cuci pohon hati yang kering dengan air ini!

Apa firman tuhan dari wahyu yang turun
Dialah Tuhan yang memerintah dan tuhan yang melarang

Ada matahari setelah nabi agung
Yang menerangi sahabat Abu bakar

Umar juga menebalkan warna Islam
Yang membawa dunia pada taman musim semi

Setelah mereka, dipilihlah Usman
Demi tuhan yang hijab dan tuhan agama

Ke empat Ali, pendamping Fatimah
Yang dengan indah dipuji rasul

“aku adalah kota ilmu dan Ali gerbangnya”
Ini sabda yang keluar dari mulut rasul

Nabi sang sinar mentari dan sahabat laksana bulan
Kesemuanya pemandu jalan lurus

Aku budak[1] dari ahli bait nabi
Penyanjung dan pewaris amalnya

Sang hakim membuat dunia ini seperti laut
Angin kencangnya membuat gelombang ombak

Ketika tujuh puluh perahu dibuatkan untuknya
Seluruh layar terkembang kokoh

Satu sisi perahu laksana pengantin
Bersolek setajam bola mata ayam jantan

Muhammad bersama Ali
keluarga nabi sang pewaris

Yang budiman jika melihat laut dari jauh
Tak akan sadar luasnya tak bertepi

Ketahuilah bahwa ombak akan menghantam
Yang tenggelam tak akan pernah ditemukan

Katakan pada hati jika mengikuti nabi dan pewarisnya
Maka aku akan tenggelam bersama mereka

Walau aku terperangkap
Tuhanlah yang memberikan mahkota, panji dan tahta

Tuhan pemberi segala nikmat surga
Yang mengalir dari mata air mu’in

Kalau kau punya mata jangan kau berpaling
Mengarahlah pada nabi dan pewarisnya

Bila ini semua tak terbukti, akulah penanggung dosa
Inilah cara dan jalanku

Untuk ini aku lahir dan di jalan ini aku lalui
Bak jeratan dan aku sudah terperangkap tuk mengkitu pewaris nabi

Bagi yang membenci Ali dalam hatinya
Siapakah yang lebih hina di dunia ini darinya?

Tak ada yang lebih buruk dari ahriman[2]
Karena yazdan[3]  akan menghanguskan raganya

(Diterjemahkan oleh Bastian Zulyeno, Ph.D.)

[1] Pecinta keluarga
[2] Dewa yang menuntun pada kejahatan
[3] Dewa yang menuntun pada kebaikan. Lawan dari ahriman.