Mukadimah
Dalam kisah, pembubuhan kata ganti menandai bagaimana posisi aku lirik puisi membersamai peristiwa. Bentuk aku sebagai partisipan orang pertama utuh dapat mengambil bentuk terikat, yakni ku. Karenanya, aku lirik bukan hanya menghadirkan peristiwa, melainkan juga latar –sebuah dunia dengan suasana khas.
Kehadiran bentuk utuh kamu dan bentuk terikat mu meneguhkan bahwa sebuah kisah dapat memusat pada dunia aku, dunia kamu, bahkan dunia bukan aku-kamu atau sebut saja dunia dia. Selebihnya, ekspresi subjektif Sang Penulis dalam mengisahkan pelaku (tokoh), peristiwa (alur), dan latar (tempat dan waktu) menciptakan suasana “seolah-olah” Sang Pembaca hadir, bahkan menjalani berbagai peristiwa dalam kisah.
Hemat saya, kesadaran membangun kisah menjadi salah satu kelebihan Dhery Ane dalam ketiga puisinya. Namun, ekspresivitas aku lirik puisi dalam membersamai peristiwa dan latar tidak membuat puisinya terjebak dalam langgam prosa. Selain pemodelan larik menyusun bait yang menjadi ciri teks puisi, imaji peristiwa bersayap, berundak, dan kompleks dalam diksi dan gaya bahasa subjektif aku lirik puisi menjadi modalitas mumpuni.
Hal tersebut merupakan strategi yang lazim ditempuh dalam pemodelan teks puisi liris, semisal yang dilakukan Acep Zamzam Noor.
Seandainya saja, jika pusat kisah bergeser pada partisipan mitrawicara kamu atau dia, puisi Dhery Ane akan terasa berbeda. Mungkin ingatan kita akan sampai pada apa yang pernah dilakukan W. S. Rendra pada dekade 1950-an. Para pemerhati melabelinya dengan sajak balada. (Nizar Machyuzaar)
Salam Redaksi
Nana Sastrawan
Nyanyian Hermes
kupahatkan namamu pada cangkang kura-kura
yang kuambil dikedalaman palung laut
sebagai rindu yang paling kuat
melebihi ingatan dan masa depan
kulihat diriku seperti Hermes
yang memegang lira di tangan
sambil menyanyikan keluh-kesah kematian
lalu wajahku mulai menua
dan mimpi tentang ciuman-ciuman palsumu
bertengger memenjarakanku di riuh sepi dan detak waktu
tanpa ada keluk dari matamu
jika kau ingat pesanku sebagai biru langit
Itu adalah pertanda orang-orang telah menghapusku
melenyapkan satu dari sekian jejakku
sebab dunia tidak lain adalah kemungkinan-kemungkinan
yang menawarkan siapa dan apa yang pasti
maka, kau harus hidup lebih lama sampai
menyaksikan malam benar-benar jatuh di kedalaman laut
(2021)
Apel Kallistei
:perang troya
apel kallistei
adalah buah cinta yang merah
dilemparkan Eris dalam pesta Zeus
sebagai amarah dan kacau
yang tumbuh di rimbun hatinya
sebagaimana Eris
ribuan waktu berlalu
apel kallistei kini tumbuh di rimbun hatimu
masih sebagai amarah dan kacau
bagi diriku yang kau sebut angan dan duka
(2021)
Burung Phoenix
anak sungai yang deras
dan gemericiknya yang gemilang
telah menelan jiwa
dan hasrat-hasrat kerdilku
ketika belum sempat
kuciptakan di kepalaku
seekor burung phoenix
yang lucu dan cerdik
belum sempat kuletakan
wajahmu sebagai rindu
pada kelepak sayap-sayapnya
belum sempat kuucapkan
namamu sebagai doa
pada bening matanya
sekarang, kau berdiri di hadapan anak sungai itu
kau ucapkan doa yang dulu sekali
jauh di dasar sungai
rasanya begitu akrab di telingaku
bahkan kuingin jatuh cinta sekali lagi
(2021)
Dhery Ane bernama lengkap Aloisius Hestronius Deri. Mahasiswa Ilmu Filsafat Unwira Kupang. Menulis puisi, artikel, dan opini. Puisi-puisinya tersebar di sejumlah media onlline, jurnal sastra, majalah puisi, dan buletin sastra. Juga tergabung dalam antologi seperti Menenun Rinai Hujan Bersama Sapardi Djoko Damano (2019), Semesta Jiwa (2020), Antologi Sepeda dan Buku (2021) pilihan karya dalam festival gowes literasi Sumatera Utara, antologi nomine terbaik sayembara nasional solusi buku Sebuah Usaha Memeluk Kedamaian (2021), dan beberapa antologi lainya. Kini, bergiat di komunitas sastra filokalia Kupang.
Mantap!!