Hari Puisi

Catat! Hari Puisi Indonesia Diperingati Setiap 26 Juli

Para penyair seluruh Indonesia sepakat Hari Puisi Indonesia (HPI) diperingati setiap tanggal 26 Juli. Penetapan HPI yang merujuk tanggal lahir sang penyair fenomenal, Chairil Anwar ini dituangkan dalam teks Deklarasi Hari Puisi Indonesia yang ditandatangani 40 Penyair dari Aceh sampai Papua.

Teks deklarasi itu sendiri dibacakan langsung oleh Presiden Penyair, Sutardji Colzoum Bachri di Anjungan Idrus tintin, Pekanbaru, Riau pada 22 November 2012 lalu.

Penetapan HPI yang ditandai dengan teks deklarasi tersebut menegaskan bahwa Hari Puisi Indonesia sesungguhnya diperingati setiap tanggal 26 Juli (bukan 24 April!).

Meski sampai detik ini tak kunjung diresmikan oleh negara, tapi peringatan Hari Puisi Indonesia yang jatuh setiap 26 Juli tetap dirayakan dengan meriah dan penuh gegap gempita oleh para penyair dari Aceh hingga Papua.

Ketua Umum Yayasan Hari Puisi, Maman S Mahayana mengungkapkan, sejak perayaan pertama Hari Puisi Indonesia, 2013, sampai perayaan ketujuh, 2019, Yayasan Hari Puisi (YHP) dengan segala keterbatasannya, terus berbuat, bertindak, dan bergerak memperjuangkan eksistensi puisi dan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia.

“Dalam perjalanan penyelenggaraan Hari Puisi Indonesia sejak 2013 sampai 2019, para penyair di kawasan Asean, diundang membaca puisi dan ikut memeriahkan Hari Puisi Indonesia,” ujar Maman.

Tak hanya itu, lanjut Maman, sejumlah atase, diplomat, dan duta-duta besar negara sahabat dari belahan dunia: Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin, ikut hadir dan membacakan puisi para penyair dari negaranya masing-masing.

“Mengingat Hari Puisi Indonesia milik bangsa Indonesia, dalam setiap perayaannya, para menteri, gubernur dan kepala daerah lainnya, pejabat negara, anggota DPR, dan tokoh-tokoh masyarakat, ikut pula ambil bagian membaca puisi dan memberi apresiasi yang tinggi pada Hari Puisi Indonesia,” katanya.

“Pada perayaan Hari Puisi Indonesia tahun 2016, Wakil Presiden RI, M. Yusuf Kalla, ikut mencanangkan Hari Puisi Indonesia dengan membaca puisi karyanya sendiri berjudul “Ambonku, Ambon Kita Semua,” sebuah puisi hasil refleksi dan perenungannya tentang kecintaannya pada Ambon, pada Indonesia!,” tandas Maman kemudian.